Teknologi jaringan seluler generasi kelima tidak hanya terbatas pada telepon genggam, tetapi juga manufaktur generasi berikutnya dan mobil self-driving.
Hadirnya 5G memang membawa perubahan besar, namun tidak seperti yang diharapkan banyak orang
Pengguna ponsel pintar di seluruh dunia sudah lama menantikan hadirnya titik mati yang lebih sedikit dan kecepatan unduh hingga 20 kali lebih cepat. Potensi yang jauh lebih signifikan adalah kapasitas 5G untuk membuka kekuatan penuh dari 30 miliar perangkat Internet of Things (IoT) yang diperkirakan akan terhubung pada tahun 2030.
Para analis memperkirakan bahwa pada tahun 2035, rantai nilai 5G akan meningkatkan output ekonomi baru sebesar USD 3,5 triliun, dan mendukung 22 juta lapangan kerja. Untuk mewujudkan proyeksi ini dan membenarkan investasi yang diperlukan, industri elektronik harus memanfaatkan potensi penuh 5G di luar bisnis telepon genggam.
Satu fakta tentang 5G yang disetujui sebagian besar orang adalah harganya tidak murah
Antara tahun 2020 dan 2035, para analis memperkirakan investasi tahunan kolektif dalam penelitian, pengembangan, dan belanja modal oleh perusahaan peralatan jaringan, perusahaan telekomunikasi, dan pemerintah di AS, Tiongkok, Jepang, Jerman, Korea Selatan, Inggris, dan Prancis akan mencapai rata-rata lebih dari USD 200 miliar. Perkiraan jumlah investasi sangat besar dibandingkan dengan ukuran industri.
Sebaliknya, pendapatan global untuk operator jaringan seluler (MNO) adalah sebesar USD 1,4 triliun pada tahun 2017. Meskipun investasi pada 5G akan terjadi selama bertahun-tahun, yang dilakukan oleh MNO, perusahaan sektor elektronik, dan entitas pemerintah, investasi yang dibutuhkan sangatlah besar. Pendapatan ponsel pintar saja tidak cukup untuk membenarkan hal ini. Namun, nilai bersih yang diperluas akan menguntungkan dan berkontribusi terhadap investasi.
Industri telekomunikasi, bersama dengan penyedia peralatan jaringan (NEP), harus mencari pertumbuhan dengan menggunakan perangkat lunak sebagai pembeda dalam serangkaian kasus penggunaan yang lebih luas di seluruh industri. Hal ini mencakup aplikasi, analitik, dan desain perangkat lunak khusus yang memenuhi kebutuhan spesifik pengguna. Misalnya, manufaktur yang didukung kecerdasan buatan (AI), pengambilan keputusan yang spesifik untuk transportasi sebagai layanan, dan augmented reality yang dapat membantu segala hal mulai dari perbaikan utilitas hingga pekerjaan perdagangan konstruksi.
Dalam banyak kasus, chip berkemampuan AI akan memungkinkan aplikasi edge. Penyedia chipset kemungkinan akan menangani perangkat keras dan perangkat lunak untuk perangkat IoT, sehingga memungkinkan keputusan dibuat lebih dekat dengan perangkat dibandingkan mengirimkannya ke cloud.
Ini tidak berarti bahwa cloud akan hilang, namun lebih banyak pemrosesan akan dilakukan secara lokal, di tingkat perangkat. Sama seperti pengenalan wajah Apple iPhone X yang terjadi di ponsel itu sendiri, bukan di cloud, edge akan memerlukan penilaian cepat pada titik dampaknya .
5G secara inheren lebih fleksibel dan terukur dibandingkan pendahulunya
Cara jaringan 5G dibangun memungkinkannya dikonfigurasikan dalam potongan virtual kemampuan jaringan yang dapat digunakan sesuai kebutuhan untuk kecepatan, kapasitas khusus, dan throughput yang lebih tinggi. Hal ini memungkinkan latensi lebih rendah. Setiap jaringan virtual dapat beroperasi secara independen, dikontrol dan dikonfigurasi untuk kebutuhan spesifik pengguna, tanpa membuat jaringan fisik baru.
Arsitektur jaringan yang ditentukan perangkat lunak (SDN) membuat kontrol jaringan dapat diprogram, sementara virtualisasi memungkinkan infrastruktur yang mendasarinya diabstraksi untuk aplikasi. Orkestrasi menginstruksikan protokol dan proses mana yang harus dijalankan, dan dalam urutan apa. Teknologi 5G harus hadir dalam tiga mode penting: Enhanced Mobile Broadband (EMBB), Massive IoT (MIoT), dan Ultra-Reliable Low Latency Connectivity (URLLC).
